Dalam Kesyahduan
Dalam Kesyahduan
(Aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu - Sapardi Djoko Darmono)
I
Dan kucuri malam,
karena hadirmu, kini,
tersipu ku dalam diam, terpacu rasa bahagiaku,
mewangi kata dan elokku.
II
Dan kupingit malam,
mematri bayangmu dalam do’a-do’a panjangku
mentasbihkan namamu di tiap serpihan kata,
membiarkanmu merebahkan diri dalam dzikirku,
menghalau galau yang menawan jiwamu,
agar kilau,
senantiasa terpendar di beningnya matamu
III
Dan kujadikan malam sebagai kekasih,
mendekapnya mesra, kupuja, kurayu,
untuk merelakan tiap detiknya memanjang,
agar tak henti aku mengharap
nyenyaknya senyummu.
IV
Dan kuabadikan malam,
kubentangkan permadani langit,
hingga terpenjaralah kau dalam surga.
Aku Ingin
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya debu
aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
Dalam Diriku
dalam diriku mengalir sungai panjang, darah namanya
dalam diriku menggenang telaga darah, sukma namanya
dalam diriku meriak gelombang sukma, hidup namanya
dan karena hidup itu indah, aku menangis sepuas-puasnya
Ketika Jari-jari Bunga Terbuka
Ketika jari-jari bunga terbuka
mendadak terasa
betapa sengit
cinta kita
Cahaya bagai kabut-kabut cahaya
di langit menyisih awan hari ini
di bumi meriak sepi yang purba
Ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata
Suatu pagi
di sayap kupu-kupu
di sayap warna
Suara burung di ranting-ranting cuaca
bulu-bulu cahaya
Betapa parah cinta kita
Mabuk berjalan
di antara jerit bunga-bunga rekah
Sajak Kecil tentang Cinta
mencintai angin
harus menjadi siut
mencintai air
harus menjadi ricik
mencintai
gunung
harus menjadi terjal
mencintai api
harus menjadi jilat
mencintai cakrawala
harus menebas jarak
mencintai-Mu
harus menjelma aku
No comments:
Post a Comment