Pages - Menu

Thursday, 3 March 2011

Karakteristik Perkembangan Psikomotorik dan Fisik Masa Dewasa serta Implikasinya dalam Pendidikan

Karakteristik perkembangan fisik masa dewasa :
        Kerangka dan otot mencapai perkembangan penuh (usia 20-an hingga 30-an). Otot lurik mencapai puncak kekuatannya (usia 25-30). Ketahanan fisik mencapai puncak, kesehatan dan kekuatan umumnya dalam kondisi terbaik (usia 20-an hingga 30-an).
Kecepatan respons dan kemampuan belajar ketrampilan motorik yang baru mencapai tingkat maksimal (pertengahan 20-an). Cenderung mengerjakan sesuatu secara berlebihan secara fisik untuk mencapai kemapanan kerja/finansial. Tumbuh uban pada masa tua
Karakteristik perkembangan psikomotor masa dewasa:
1. Masa Dewasa Awal (Young adulthood) ditandai adanya kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
2. Masa Dewasa (Adulthood) ditandai adanya kecenderungan generativity – stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas, tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan, sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau mencapai hal – hal tertentu ia mengalami hambatan.
3. Masa hari tua (Senescence) ditandai adanya kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan acapkali menghantuinya.
      Implikasi perkembangan psikomotor dan fisik masa dewasa dalam pendidikan misalnya dalam pengajaran di perguruan tinggi, ), seorang mahasiswa dengan segala karakteristiknya (kondisi fisik, bakat, minat, motivasi, hasil belajar sebelumnya serta karakteristik lainnya) mengikuti kegiatan belajar Psikologi Pendidikan. Melalui interaksi belajar mengajar yang disepakati dengan Dosen, dia memperoleh sejumlah pengalaman belajar, misalnya melalui: diskusi dengan teman, membaca dan mengkaji buku-buku yang relevan, mengobservasi perilaku di kelas, bahkan melakukan penelitian, maka pada akhirnya, dia mendapatkan pengetahuan, sikap dan memiliki keterampilan baru tentang psikologi pendidikan, baik untuk kepentingan diri-pribadi sehari-hari maupun dalam rangka mempersiapkan diri untuk menjadi guru kelak di kemudian hari.

No comments:

Post a Comment