Pengertian kesalahan, sumber dan penyebab kesalahan.
Makna kesalahan berbahasa bila dipandang dari sudut,
* guru, kesalahan berbahasa itu adalah suatu aib atau cacat cela bagi pengajaran bahasa,
*siswa, menandakan bahwa pengajaran bahasa tidak berhasil atau gagal.
* guru, kesalahan berbahasa itu adalah suatu aib atau cacat cela bagi pengajaran bahasa,
*siswa, menandakan bahwa pengajaran bahasa tidak berhasil atau gagal.
Makna kesalahan berbahasa yang dijumpai dalam literatur analisis kesalahan berbahasa ialah kesalahan berbahasa itu hanya dikaitkan dengan kaidah bahasa atau tata bahasa saja, beda antara kesalahan berbahasa dengan kekeliruan berbahasa adalah kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor pemahaman, kemampuan kompetensi seseorang. Kekeliruan berbahasa terjadi karena lupa atau keliru dalam menerapkan kaidah bahasa, sifatnya tidakpermanen. Persamaannya adalah penyimpangan kaidah bahasa, sumber dan penyebab kesalahan berbahasa dalam pengajaran bahasa kedua maupun bahasa pertama terletak pada perbedaan sistem linguistik bahasa pertama dengan sistem linguistik bahasa kedua.
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasikan kesalahan itu dan mengevaluasi taraf keseriusan kesalahan itu.
4.1.1 Analisis Kesalahan belajar B2
Setiap permasalahan mempunyai ruang lingkup atau cakupan sendiri-sendiri. Demikian juga persoalan analisis kesalahan belajar B2. Untuk mengetahui ruang lingkup masing-masing, ikutilah penjelasan di bawah ini.
Ruang Lingkup Analisis Kesalahan
Anda pasti tahu bahwa setiap orang apakah dia orang tua, remaja, ataupun anak-anak, dalam kegiatan berkomunikasi lisan maupun tulis (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) setiap hari menggunakan bahasa. Dalam berkomunikasi dengan bahasa itu pasti membuat kesalahan. Kesalahan itu ada yang sistematis dan ada yang tidak sistematis. Dalam kaitannya dengan analisis kesalahan, yang disoroti adalah kesalahan yang bersifat sistematis. Kesalahan sistematis berarti kesalahan yang berhubungan dengan kompetensi. Kompetensi dalam pembicaraan ini adalah kemampuan pembicara atau penulis untuk melahirkan pikiran dan perasaannya melalui bahasa sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Bahasa yang digunakan itu berwujud kata, kalimat, dan makna yang mendukungnya. Kata dan kalimat berunsurkan bunyi-bunyi yang membedakan yang disebut fonem.
Memperhatikan penjelasan di atas, kesalahan yang perlu dianalisis mencakup tataran tata bunyi (fonologi), tata bentuk kata (morfologi) tata kalimat (sintaksis), dan tataran tata makna (semantik). Analisis kesalahan bidang tata bunyi berhubungan dengan kesalahan ujaran atau pelafalan, grafemik, pungtuasi, dan silabisasi. Analisis kesalahan dalam tata bentuk tentu saja kesalahan dalam membentuk kata terutarna pada afiksasi. Analisis kesalahan dalam bidang tata kalimat menyangkut urutan kata, kepaduan, susunan frase, kepaduan kalimat, dan logika kalimat. Dan yang berikutnya analisis kesalahan bidang semantik berkaitan dengan ketepatan penggunaan kata, frase atau kalimat yang didukung oleh makna baik makna gramatikal maupun makna leksikal.
Materi yang dibandingkan berhubungan dengan tata bunyi (fonologi), tata bentuk kata (morfologi), dan tata kalimat (sintaksis). Bidang tata bunyi berhubungan dengan bunyi (fonem) dan pelafalannya. Bidang tata bentuk berhubungan dengan imbuhan, kata dan pembentukannya. Bidang tata kalimat menyangkut urutan kata dan frase dikaitkan dengan hukum-hukumnya (DM, MD). Untuk keperluan itu semua perlu adanya deskripsi yang jelas antara bahasa Bl dan B2.
Objek analisis kesalahan adalah bahasa. Oleh sebab itu analisis kesalahan
dalam pembicaraan ini identik dengan analisis kesalahan berbahasa. Analisis kesalahan menitikberatkan analisisnya pada bahasa ragam formal. Seperti kita ketahui dilihat dari ragam pemakaiannya bahasa itu dibedakan atas bahasa ragam santai dan bahasa ragam formal. Bahasa ragam formal digunakan orang pada situasi formal seperti berpidato, berceramah, khotbah, berdiskusi, berseminar, berkongres, berkonferensi, bermusyawarah, dosen memberikan kuliah, guru mengajar di depan kelas, dan sebagainya yang jelas bahasa yang digunakan dalam situasi resmi.
Analisis kesalahan ditekankan pada proses belajar B2 (termasuk bahasa asing). Dengan demikian objek analisis kesalahan adalah bahasa siswa yang sedang mempelajari B2 atau bahasa asing. Objek yang lebih khusus lagi adalah kesalahan bahasa siswa yang bersifat sistematis dan menyangkut analisis kesalahan yang berhubungan dengan keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), tata bunyi, tata bentuk kata, tata kalimat, dan tata makna.
Sebagai seorang guru atau calon guru yang sedang berpraktik mengajarkan bahasa Indonesia, apabila diperhatikan dengan saksama, Anda akan menemukan kesalahan-kesalahan yang dibuat siswa. Kesalahan-kesalahan itu ternyata dapat Anda pilah dalam dua kategori, yaitu kategori kesalahan dalam bidang keterampilan dan kesalahan dalam bidang linguistik. Kesalahan yang berhubungan dengan keterampilan terjadi pada saat siswa menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sedangkan kesalahan dalam bidang linguistik meliputi tata bunyi, tata bentuk kata, dan tata kalimat.
Temuan-temuan Anda ini sangat menarik dan segera diatasi agar proses belajar-mengajar berhasil dengan baik. Dengan demikian permasalahan yang ditangani analisis kesalahan berbahasa itu berkisar pada kesalahan dalam keterampilan berbahasa dan kesalahan dalam kebahasaan (linguistik).
4.1.2 Kebahasaan
Kaitan antara pengajaran berbahasa, pemerolehan bahasa, kedwibahasaan, interferensi, dan kesalahan berbahasa.ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
1. Pengajaran bahasa pertama dan pengajaran bahasa kedua ialah (1) pengajaran bahasa pertama adalah pengajaran bersifat informal yang titik beratnya pada penguasaan bahasa ibu. (2) Sementara pengajaran bahasa kedua ialah kegiatan pemerolehan bahasa biasanya berlangsung melalui pengajaran bahasa yang bersifat formal yang berlangsung di sekolah, dapat juga berlangsung secara informal.aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
2. Pemerolehan bahasa adalah pengajaran bahasa secara alamiah, tidak berencana, tidak disengaja dan tidak disadari. Contohnya anak kecil berumur satu tahun bisa berbicara seperti kakak-kakaknya atau orang tuanya dengan cara meniru dan mendengar.zzzzzzzzzzzzzzzzzz
3. Interferensi ialah terjadinya kekacauan pemakaian bahasa oleh dwibahasawan. Contohnya orang Dayak Ma’anyan tidak mengenal fonem /o/ sehingga dalam bahasa Indonesia sering terjadi kesalahan fonem /o/ diucapkan /u/.zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
4. Makna istilah dwibahasawan ialah orang menggunakan/menguasai dua bahasa atau lebih, sehingga saling mempengaruhi antara b1 dan b2. Contoh, bahasa Ma’anyan dan bahasa Indonesia (supir, bahasa Ma’anyan) (sopir, bahasa Indonesia).zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
5. Kesahan bahasa adalah transfer negatif yang menyebabkan timbulnya kesulitan dalam pengajaran b2 akibat dari sistem yang digunakan berlainan dalam penyampaiannya.
6. Kaitan antara pengajaran bahasa, pemerolehan bahasa, kedwibahasaan, interferensi dan kesahan bahasa oleh adanya umpan balik antara kelima unsur itu atau dengan kata lain semua unsur saling berhubungan dan saling berkaitan, sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.
1. Pengajaran bahasa pertama dan pengajaran bahasa kedua ialah (1) pengajaran bahasa pertama adalah pengajaran bersifat informal yang titik beratnya pada penguasaan bahasa ibu. (2) Sementara pengajaran bahasa kedua ialah kegiatan pemerolehan bahasa biasanya berlangsung melalui pengajaran bahasa yang bersifat formal yang berlangsung di sekolah, dapat juga berlangsung secara informal.aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
2. Pemerolehan bahasa adalah pengajaran bahasa secara alamiah, tidak berencana, tidak disengaja dan tidak disadari. Contohnya anak kecil berumur satu tahun bisa berbicara seperti kakak-kakaknya atau orang tuanya dengan cara meniru dan mendengar.zzzzzzzzzzzzzzzzzz
3. Interferensi ialah terjadinya kekacauan pemakaian bahasa oleh dwibahasawan. Contohnya orang Dayak Ma’anyan tidak mengenal fonem /o/ sehingga dalam bahasa Indonesia sering terjadi kesalahan fonem /o/ diucapkan /u/.zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
4. Makna istilah dwibahasawan ialah orang menggunakan/menguasai dua bahasa atau lebih, sehingga saling mempengaruhi antara b1 dan b2. Contoh, bahasa Ma’anyan dan bahasa Indonesia (supir, bahasa Ma’anyan) (sopir, bahasa Indonesia).zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
5. Kesahan bahasa adalah transfer negatif yang menyebabkan timbulnya kesulitan dalam pengajaran b2 akibat dari sistem yang digunakan berlainan dalam penyampaiannya.
6. Kaitan antara pengajaran bahasa, pemerolehan bahasa, kedwibahasaan, interferensi dan kesahan bahasa oleh adanya umpan balik antara kelima unsur itu atau dengan kata lain semua unsur saling berhubungan dan saling berkaitan, sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh.
4.1.3 Metodelogi (Langkah)
Yang dimaksud dengan metodologi analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur atau langkah-langkah kerja analasis kesalahan berbahasa.
Langkah-langkah kerja analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut :
Langkah-langkah kerja analisis kesalahan berbahasa sebagai berikut :
(1) Mengumpulkan data kesalahan, maksudnya segala kesalahan yang terjadi di dalam proses sssspembelajaran baik formal maupun nonformal perlu didata atau dicatat dan dikumpulkan.
(2) Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kesalahan, kesalahan yang telah didata ssssdiidentifikasi kemudian diklasifikasikan sesuai tingkat keslahannya.
(3) Mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuinsinya, kesalahan itu dilihat dan diurutkan ssssberdasarkan tingkat keseringan terjadinya kesalahan.
(4) Menjelaskan kesalahan, kesalahan yang terjadi setelah diurutkan dijelaskan sebab akibat ssssterjadinya keslahan.
(5) Memprediksi tataran kebahasaan yang rawan kesalahan, memperkirakan bidang kebahasaan ssssmana yang sering terjadi kesalahan siswa.
(6) Menagoreksi kesalahan, kesalahan yang ada dikoreksi atau diperiksa supaya dapat diambil aaaalangkah perbaikan selanjutnya.
Kesalahan-kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa harus dicatat dengan teliti oleh guru karena berdasarkan hasil analisis kesalahan berbahasa tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam memperbaiki komponen proses belajar mengajar berbahasa berikutnya.
Kesalahan-kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa harus dicatat dengan teliti oleh guru karena berdasarkan hasil analisis kesalahan berbahasa tersebut dapat digunakan sebagai dasar dalam memperbaiki komponen proses belajar mengajar berbahasa berikutnya.
Data atau kesalahan berbahasa yang telah dibuat siswa diolah dengan cara:
(1) mengklasifikasikan jenis kesalahan,
(2) mengurutkan kesalahan berdasarkan frekuensinya,
(3) menggambarkan letak kesalahan dan memperkirakan penyebab kesalahan,
(4) memperkirakan atau memprediksi daerah atau butir kebahasaan yang rawan kesalahan,
(5) mengoreksi kesalahan atau memperbaiki kesalahan.
4.2 Klasifikasi Kesalahan
4.2.1 Klasifikasi Penyimpangan Norma B2 (CORDER)
Corder (dalam Baraja, 1981:12) mengatakan bahwa analisis kesalahan itu mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan teoretis dan tujuan praktis. Tujuan yang bersifat praktis tidak berbeda dengan tujuan analisis tradisional, sedangkan tujuan yang bersifat teoretis ialah adanya usaha untuk memahami proses belajar bahasa kedua. Bagi seorang guru, yang penting menemukan kesalahan itu kemudian menganalisisnya. Hasil analisis sangat berguna untuk tindak lanjut proses belajar-mengajar yang dilakukan.
Dengan memperhatikan tujuan di atas, seorang guru yang akan menerapkan analisis kesalahan tentu hams memiliki pengetahuan kebahasaan yang memadai. Dia harus paham benar tata bahasa yang baku dan berlaku. Misalnya tentang kebakuan pelafalari, tulisan (ejaan), bentukan kata, dan tata kalimatnya. Dalam hal ini guru dihadapkan pada dua persoalan, yaitu apa yang salah dan bagaimana memperbaikinya.
No comments:
Post a Comment