Pages - Menu

Thursday, 23 June 2011

Penggolonga Kata Menurut Soetarno (1976)


1. Kata benda
·         Menurut sifatnya:
ü  kata benda yang berwujud (konkret) adalah menyatakan nama benda yang dapat dikenal dengan panca indera. Misalnya buku, juru masak, si cebol, bulan.
ü  Kata benda yang tak berwujud (abstrak) ialah menyatakan hal yang hanya dapat dikenal dengan pikiran. Misalnya ketertiban, persatuan, ilham, peperangan.
·         Menurut artinya:
ü  nama jenis, misalnya buku, kota, orang, anjing, rumah.
ü  Nama diri, misalnya Lawu, Semarang, dan sebagainya.
ü  Nama zat, misalnya mas, perak, kayu, dan sebagainya.
ü  Nama kumpulan, misalnya kelompok, rumpun, pasukan.
2. Kata kerja
       Kata kerja adalah kata yang menyatakan tindakan atau pengertian dinamis.
·         Menilik pertaliannya dengan objek:
ü  kata kerja transitif, ialah kata kerja yang membutukan pelengkap. Misalnya membaca, melihat, menguji, melarang, mempertinggi.
ü  Kata kerja intransitif, yakni kata kerja yang tidak dapat dibubui pelengkap. Misalnya berludah, sampai, lalu.
·         Menilik hubungannya dengan subjek:
ü  bentuk tindak atau aktif, ialah kata kerja yang menyatakan bahwa subjek melakukan perbuatan. Misalnya lalu, pindah.
ü  Bentuk tanggap atau pasif, ialah kata kerja yang menyatakan bahwa subjek menanggapi atau dikenai pekerjaan. Misalnya dipukul, tertunda, kehujanan.
       Ada pula kata kerja bantu, yakni kata kerja yang dalam pemakainnya tidak berdiri sendiri, melainkan untuk membantu kata kerja lain. Misalnya ada, mau, hendak. Sedangkan kata kerja kopula ialah kata kerja yang terletak diantara subjek dan predikat dalam kalimat nominal. Misalnya Tuti menjadi guru; Ayahku jadi dokter; Budiman jatuh sakit.
3. Kata keadaan
       Kata keadaan adalah kata menerangkan keadaan, sifat khusus atau watak suatu benda. Misalnya lama, tamat, baru, panjang tangan, berduri.
4. Kata keterangan
       Kata keterangan adalah kata yang berfungsi sebagai keterangan pada kata yang bukan kata benda. Menurut artinya, dibedakan:
·         Penunjuk waktu, misalnya baru, tengah, lagi.
·         Penunjuk tempat, misalnya sini, sana, situ.
·         Penunjuk peri keadaan, misalnya sungguh, beriba hati.
·         Penunjuk banyak atau taraf ketandasan, misalnya terlalu, agak.
·         Penunjuk taraf kepastian, misalnya pasti, mungkin.
·         Penunjuk tekanan, misalnya pula, juga, gerangan.
5. Kata ganti
       adalah kata yang bertugas menggantikan kata benda yang telah disebut.
·         Kata ganti orang (persona), digolongkan menjadi orang ke 1, misalnya aku, kami, kita; orang ke 2, misalnya engkau, kamu, tuan; orang ke 3, misalnya dia, beliau, mereka.
·         Kata ganti pemilik yakni kata ganti yang menjadi pemilik barang apa yang tersebut pada yang disertai. Misalnya ku, mu, nya.
·         Kata ganti penanya adalah kata ganti yang digunakan untuk bertanya. Misalnya apa, siapa, berapa, bagaimana.
·         Kata ganti tak tentu, dibedakan menjadi kata ganti benda tak tentu, misalnya suatupun, yang mana; dan kata ganti orang tak tentu, misalnya siapa, barang siapa.
·         Kata ganti penunjuk, ialah kata yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu dengan langsung atau menggantikannya, ialah itu, ini, begini begitu, yakni, yaitu, kini.
·         Kata ganti penghubung, ialah kata yang berfungsi sebagai pangganti kata benda atau hal yang telah disebut dahulu, dan penghubung kalimat, yaitu yang dan tempat.
6. Kata bilangan
       ialah kata yang menyatakan jumlah benda atau hal, atau menunuk urutannya dalam deretan. Dibedakan menjadi:
·         Kata bilangan tentu, misalnya satu, dua, dan seterusnya.
·         Kata bilangan tak tentu, misalnya beberapa, sejumlah.
·         Kata bilangan tingkat, misalnya kedua, ketiga.
·         Kata bilangan kumpulan, misalnya kedua dalam kedua anak itu.
·         Kata bilangan pecahan, misalnya setengah, tiga perempat.
       Di samping kata bilangan, terdapat kata penunjuk jenis, yaitu kata yang menghubungkan kata bilangan dengan kata benda misalnya ekor, buah.
7. Kata penghubung
       Kata sambung adalah kata yang berfungsi menghubungkan sebuah perkataan dengan perkataan atau kalimat dengan kalimat yang mendahu-luinya. Dapat dibedakan menjadi:
·         Penghubung penunjuk gabungan, misalnya dan, dengan, lalu.
·         Pangantara penunjuk waktu, misalnya waktu, ketika, tatkala.
·         Penunjuk maksud atau tujuan, misalnya agar, supaya, biar.
·         Penunjuk perlawanan, misalnya tetapi, melainkan, hanya.
·         Penunjuk sebab atau akibat, misalnya sebab, karena, sehingga.
·         Penunjuk syarat atau pengandaian, misalnya jika, kalau, asal.
·         Penunjuk sebab yang tak dipedulikan tau pernyataan mengalah, misalnya biarpun, meskipun, walaupun.
·         Penunjuk pelaku, pelengkap, atau keterangan, ialah bahwa.
8. Kata depan
       Kata depan adalah kata yang menghubungkan pengertian satu dengan pengertian lain serta menentukan sekali sifat perhubungan.
·         Berdasarkan asalnya:
ü  kata depan asli, ialah kata depan yang semata-mata hanya melakukan jabatan sebagai kata depan, misalnya di, ke.
ü  Kata deopan pinjaman, yakni kata depan yang kecuali melakukan tugas sebagai kata depan dalam kalimat, dapat juga melakukan jabatan lain. Misalnya buat, atas, pada.
·         Menurut bentuknya:
ü  kata depan tunggal, ialah kata depan yang hanya terdiri dari satu kata, misalnya di, ke, dari, untuk, dan sebagainya.
ü  Kata depan mejemuk, ialah kata depan yang terdiri dari dua kata, misalnya di dalam, ke dalam, daripada, di atas.
·         Menurut artinya:
ü  kata depan pengantar tempat, misalnya di, ke, dari, dalam.
ü  Kata depan pengantar pihak yang akan menerima bagian, misalnya buat, bagi, untuk.
ü  Kata depan pengantar pelaku, ialah kata oleh.
ü  Pengantar alat, kawan, atau lawan, ialah dengan.
ü  Pengantar maksud atau tujuan, misalnya akan, buat, guna.
ü  Pengantar waktu atau maksud, misal hingga, dekat, hampir.
ü  Pengantar sebab, misalnya berkat, atas, demi, karena.
ü  Pengantar hubungan hal, misalnya peri, perihal, tentang.
9. Kata sandang
       Kata sandang ialah kata yang digunakan untuk menegaskan dan menentukan sehingga tersekatnya kata-kata yang mengikutinya atau yang dilekatinya. Misalnya yang, nya, si, sang,  para, ini, itu, suatu,sebuah.
10. Kata seru
       Kata seru ialah kata yang merupakan tiruan bunyi atau seruan secara spontan sebagai pelepas perasaan. Menurut artinya, dibedakan menjadi:
·         Kata seru peniru bunyi, yakni kata seru yang berupa tiruan bunyi-bunyi yang terdengar, misalnya dor, cit, huk, buk, ngeong.
·         Kata seru yang menyatakan rasa hati, misalnya aduh, hai, sayang.
ü  penyeru biasa, misalnya hai, e.
ü  menyatakan rasa heran, misalnya wah, astaga, aduh.
ü  Menyatakan rasa sakit atau terancam bahaya, ialah tolong.
ü  Menyatakan rasa iba atau sedih, misalnya ya ampun.
ü  Terkejut bercampur sedih, misalnya masya allah.
ü  Menyatakan kekecewaan, misalnya ah, celaka.
ü  Menyatakan rasa kesal, misalnya tobat.
ü  Menyatakan minta perhatian, misalnya halo, hai.
ü  Menyatakan tidak percaya, misalnya masa.
ü  Menyataka persetujuan, misalnya nah.

No comments:

Post a Comment