Semakin panjang bentuk tuturan semakin besar pula keinginan
penutur untuk berlaku sopan kepada lawan tuturnya. Hal-hal yang yang mengatur
strategi pemilihan bentuk-bentuk yang memiliki tingkat kesopanan yang berbeda
ini disebut parameter pragmatik.
Parameter
ialah garis-garis yang menentukan atau menandakan keluasan atau batasan
sesuatu, keluasan yang ada batasan-batasannya. Contoh kalau ditinjau secara
objektif, parameter kesetiaan seseorang berkisar dalam ruang bulatan yang
berlegar dan bertindih; watak-watak didalamnya bertingkah laku secara konkrit
dalam lingkungan.
Kesopanan
adalah amalan tingkah laku yang mematuhi peraturan-peraturan sosial yang
terdapat dalam sesebuah masyarakat. Seseorang yang tidak mematuhi
peraturan-peraturan soaial ini dianggap tidak sopan. Perilaku yang menonjolkan
ketidaksopanan lebih merujuk kepada perilaku seseorang yang ditonjolkan secara
personal yang boleh menimbulkan suasana konflik dan ketegangan yang lebih
besar. Dengan kata lain setiap orang harus bertindak dengan penuh kesopanan
antara satu dengan lainnya berdasarkan norma kesopanan dalam sesebuah
masyarakat.
Parameter
pragmatik harus diamati secara cermat agar lawan tutur tidak merasa kehilangan
muka (face). Menurut Goffman (Wardaugh, 1986, 284; Allan, 1986, 10) dalam
percakapan yang kooperatif para peserta percakapan menerima ‘muka’ yang
ditawarkan oleh lawan bicaranya. Adapun yang dimaksud dengan ‘muka’ dalam hal
ini adalah citra diri yang harus diperhatikan oleh lawan tutur. ‘Muka’ yang
ditawarkan itu berbeda-beda bergantung pada situasi pembicaraan. Muka yang
ditawarkan penutur memiliki dua kemungkinan, yakni muka positif dan muka
negatif. Muka positif terwujud bila ide-ide, atribut, milik, prestasi, tujuan,
dsb. Yang dimiliki oleh seseorang dihargai oleh lawan tuturnya. Muka negatif
adalah keinginan seseorang untuk tidak diserang, diejek, atau dihinakan oleh
lawan tuturnya. Dalam konteks pemakaian bahasa dua aspek ini dapat menimbulkan
sesuatu yang tidak mengenakkan bila pemuasan salah satu aspek mengandung
pelanggaran terhadap yang lain.
Terdapat tiga skala pengukur peringkat kesantunan berbahasa yang sampai kini
masih banyak digunakan sebagai dasar acuan penelitian kesantunan berbahasa
dengan kerangka linguistik pragmatik.MATERI SELENGKAPNYA DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment