Pages - Menu

Saturday, 19 April 2014

PARAMETER PRAGMATIK MENURUT BEBERAPA AHLI


Semakin panjang bentuk tuturan semakin besar pula keinginan penutur untuk berlaku sopan kepada lawan tuturnya. Hal-hal yang yang mengatur strategi pemilihan bentuk-bentuk yang memiliki tingkat kesopanan yang berbeda ini disebut parameter pragmatik.
Parameter ialah garis-garis yang menentukan atau menandakan keluasan atau batasan sesuatu, keluasan yang ada batasan-batasannya. Contoh kalau ditinjau secara objektif, parameter kesetiaan seseorang berkisar dalam ruang bulatan yang berlegar dan bertindih; watak-watak didalamnya bertingkah laku secara konkrit dalam lingkungan.
Kesopanan adalah amalan tingkah laku yang mematuhi peraturan-peraturan sosial yang terdapat dalam sesebuah masyarakat. Seseorang yang tidak mematuhi peraturan-peraturan soaial ini dianggap tidak sopan. Perilaku yang menonjolkan ketidaksopanan lebih merujuk kepada perilaku seseorang yang ditonjolkan secara personal yang boleh menimbulkan suasana konflik dan ketegangan yang lebih besar. Dengan kata lain setiap orang harus bertindak dengan penuh kesopanan antara satu dengan lainnya berdasarkan norma kesopanan dalam sesebuah masyarakat.
Parameter pragmatik harus diamati secara cermat agar lawan tutur tidak merasa kehilangan muka (face).  Menurut Goffman (Wardaugh, 1986, 284; Allan, 1986, 10) dalam percakapan yang kooperatif para peserta percakapan menerima ‘muka’ yang ditawarkan oleh lawan bicaranya. Adapun yang dimaksud dengan ‘muka’ dalam hal ini adalah citra diri yang harus diperhatikan oleh lawan tutur. ‘Muka’ yang ditawarkan itu berbeda-beda bergantung pada situasi pembicaraan. Muka yang ditawarkan penutur memiliki dua kemungkinan, yakni muka positif dan muka negatif. Muka positif terwujud bila ide-ide, atribut, milik, prestasi, tujuan, dsb. Yang dimiliki oleh seseorang dihargai oleh lawan tuturnya. Muka negatif adalah keinginan seseorang untuk tidak diserang, diejek, atau dihinakan oleh lawan tuturnya. Dalam konteks pemakaian bahasa dua aspek ini dapat menimbulkan sesuatu yang tidak mengenakkan bila pemuasan salah satu aspek mengandung pelanggaran terhadap yang lain.
            Terdapat tiga skala pengukur peringkat kesantunan berbahasa yang sampai kini masih banyak digunakan sebagai dasar acuan penelitian kesantunan berbahasa dengan kerangka linguistik pragmatik.

MATERI SELENGKAPNYA  DOWNLOAD

No comments:

Post a Comment