Search This Blog

Saturday 19 April 2014

KEBIJAKSANAAN DAN PERENCANAAN BAHASA


Pada zaman dahulu, banyak kata-kata yang mempunyai kaitan dengan alat sekitar dan budaya atau kebiasaan sehari-hari masyarakat pemakainya sehingga lahir istilah “bahasa adalah jiwa masyarakat”. Hal ini bisa dimaklumi karena dengan mengkaji bahasa kita dapat memahami sedikit atau banyak budaya masyarakat pemakai bahasa tersebut. Joyce O. Hertzler (1965) mengatakan bahwa bahasa dapat memancarkan identitas rasa, penunjuk pangkat, derajat, keturunan, hubungan kekeluargaan, cara pemikiran, aktivitas harian, kreativitas, ilmu, teknologi, cara/gaya hidup, adat dan budaya suatu bangsa. Bahkan, sebagian bangsa ada yang membedakan pemakaian bahasa untuk golongan atau kelompok laki-laki dan perempuan. Sementara itu, V. Tauli (1974) dalam bukunya The Theory of Language Planning menyatakan bahwa banyak individu yang dapat menilai bahasa yang dipakainya. Dia mengetahui apakah bahasa yang dipakainya betul atau tidak, sopan atau tidak. Menurutnya, individu bebas memilih laras (register) apa yang digunakan, resmi atau tidak, ilmiah atau tidak, biasa atau tidak, akrab atau tidak, formal atau tidak, baku atau tidak, halus atau tidak; bahkan ia suka-suka memilih dialek, kreol, slang, bahasa tulis atau lisan. Jelaslah di sini bahwa individu mempunyai kebebasan yang luas untuk memilih penggunaan bahasanya. Dijumpai juga individu yang setia menggunakan bahasa aslinya, mengubah, menukar, atau memindahkan bahasanya. Hal ini amat bergantung pada penguasaan bahasa. Dia seorang ekabahasa, dwibahasa, atau multibahasa. Hal inilah yang menyebabkan diperlukan perencanaan bahasa agar bahasa bisa mengemban fungsinya secara maksimal (dalam Muslich 2007).

MATERI SELENGKAPNYA SILAHKAN KLIK LINK DOWNLOAD DI BAWAH INI!

DOWNLOAD

JIKA ANDA TERHUBUNG KE ADFLY, ANDA CUKUP MENUNGGU SAMPAI TERDAPAT TULISAN LEWATI/SKIP AD WARNA KUNING DI POJOK KIRI, SETELAH ITU  ANDA CUKUP MENGKLIK UNDUH.

0 comments:

Post a Comment