Deiksis adalah istilah teknis dari bahasa yunani untuk salah satu hal mendasar yang kita lakukan dengan tuturan. Deiksis berarti penunjukkan melalui bahasa. Bentuk linguistic yang dipakai untuk menyelesaikan penunjukkan disebut ungkapan deiksis. Ungkapan-ungkapan deiksis kadang kala disebut juga dengan indeksikal. Ungkapan-ungkapan itu berada di antara bentuk-bentuk awal yang dituturkan oleh anak-anak yang masih kecil dan dapat digunakan untuk menunjuk orang dengan deiksis persona (‘ku, mu) atau untuk menunjuk tempat dengan deiksis spasial (disini, disitu) atau untuk menunjuk waktu dengan deiksis temporal (sekarang, kemudian). Untuk menafsirkan deiksis-deiksis itu, semua ungkapan bergantung pada penafsiran penutur dan pendengar dalam konteks yang sama.
a. Deksis Persona\
Dalam mempelajari ungkapan-ungkapan deiksis kita harus menemukan terlebih dahulu pergantian percakapan masing-masing orang dari kedudukannya sebagai saya’ menjadi kamu’ secara konstan.
Deiksis persona dengan jelas menerapkan tiga pembagian dasar yang dicontohkan dengan kata ganti orang pertama “aku”, orang kedua “kamu” dan orang ketiga “dia”. Dalam beberapa bahasa kategori deiksis penutur, kategori deiksis lawan tutur, dan kategori deiksis lainnya diuraikan panjang lebar dengan status social kekerabatan. Ungkapan-ungkapan yang menunjukkan status lebih tinggi dideskripsikan sebagai honorifics (bentuk yang digunakan untuk mengungkapkan penghormatan). Pembahasan tentang keadaan sekitar yang mengarah pada pemilihan salah satu bentuk ini daripada bentuk lain kadang-kadang diseskripsikan sebagai deiksis social.
Salah satu contoh yang cukup terkenal tentang perbedaan social yang dikodekan dalam deiksis persona adalah perbedaan antara bentuk yang dipakai untuk lawan tutur yang sudah dikenal dibandingkan dengan bentuk yang dipakai untuk lawan tutur yang belum dikenal dalam beberapa bahasa. Pemilihan salah satu bentuk saja tentu akan menginformasikan tentang pandangan penutur mengenai hubungannya dengan lawan tutur.
Dalam istilah deiksis, orang ketiga bukan orang yang terkait secara langsung (saya-kamu) dalam interaksi dasar karena sebagai orang luar, tentu saja lebih jauh. Oleh karna itu, kata ganti orang ketiga adalah bentuk-bentuk distal dalam istilah deiksis persona.
b. Deiksis Tempat
Deiksis tempat adalah tempat hubungan antara orang dan bendanya ditunjukkan. Beberapa kata kerja yang mengandung arti tindakan gerakan seperti “dating” dan “pergi” mengandung makna deiksis apabila kata-kata itu dipakai untuk menandai gerakan ke arah penutur atau menjauhi dari penutur.
Dimungkinkan bahwa dasar-dasar pragmatic deiksis tempat yang benar sesungguhnya adalah jarak psikologis. Objek-objek kedekatan secara fisik akan cenderung diperlakukan oleh penutur sebagai kedekatan secara psikologis. Juga sesuatu yang jauh secara fisik secara umum akan diperlakukan sebagai jauh secara psikologis.
c. Deiksis Waktu
Landasan psikologis dari deiksis waktu tampaknya sama dengan landasan psikologis deiksis tempat. Kita dapat memperlakukan kejadian-kejadian waktu sebagai objek yang bergerak kea rah kita (ke dalam pandangan) atau bergerak menjauh dari kita (di luar pandangan). Bentuk-bentuk waktu yang bukan merupakan deiksis waktu adalah waktu kalender dan waktu jam.
Penafsiran deiksis memang tergantung pada konteks, maksud penutur, dan ungkapan-ungkapan itu mengungkapkan jarak hubungan. Diberikannya ukuran kecil dan rentangan yang sangat luas dari kemungkinan pemakainya, ungkapan-unkapan deiksis selalu menyampaikan lebih banyak hal daripada yang diucapkan.
Pustaka Acuan
Yule, Goerge. 1996. PRAGMATIK. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
No comments:
Post a Comment