Pages - Menu

Thursday, 23 June 2011

Penggolongan Kata Menurut Soetan Moehammad Zain (1943)


1.        Kata pekerjaan
Kata pekerjaan ialah kata yang menjawab pertanyaan mengapa seseorang atau sesuatu, atau diapakan seseorang atau sesuatu. Misalnya makan, berjalan, tertangkap, melompat, dan sebagainya.
2. Nama benda
  • Nama benda dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
ü  berwujud, yaitu kata yang menunjuk benda berwujud, misalnya rumah, kambing, gunung, hantu, peri, jin.
ü  Tidak  berwujud, misalnya penyakit, kehendak, kesusahan.
  • Nama benda dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
ü  nama sendiri, misalnya Ahmad, Merapi, Musi, Bandung.
ü  Nama bangsa ialah nama jenis benda, misalnya kursi, dll.
ü  Nama zat, misalnya air, kapur, garam, emas, intan.
3. Pengganti atau penunjuk benda
  • Kata pengganti orang atau benda, ada dua: kata pengganti nama yang sebenarnya, misalnya aku, kamu, dia; kata pengganti nama yang tidak sebenarnya, misalnya saya, hamba, adik, tuan.
Di samping itu, ada: pengganti orang pertama, misalnya aku, kami;. pengganti orang kedua, misalnya engkau, tuan; pengganti orang ketiga, misalnya ia, dia, mereka.
  • Manunjukkan kepunyaan, ialah ku, mu, kau, dan nya.
  • Kata penunjuk, ialah ini, itu, sini, situ, dan sana.
  • Kata tanya, misalnya apa, mana, siapa, berapa, bagaimana.
  • Kata penunjuk yang.
  • Kata penunjuk yang kurang tentu, misalnya seorang, sesuatu.
4. Nama bilangan
  • Menunjukkan banyak, dibedakan: 1. tentu, misalnya satu, dua, dan seterusnya; 2. tidak tentu, misalnya segala, sekalian, beberapa.
  • Menunjukkan pangkat, yang dibentuk dengan menambahkan awalan ke- pada nama bilangan yang menunjukkan banyak yang tentu, misalnya kesatu, keempat, dan seterusnya.

5. Nama sifat atau hal
Ialah kata yang menyatakan sifat, tabiat, atau keadaan suatu benda atau yang dianggap benda, misalnya besar, condong, buruk, miskin.
6. Kata tambahan
Ialah kata yang menerangkan bukan nama benda, melainkan menerangkan kata golongan lain. Digolongkan menjadi dua: 1. sejati, misalnya sangat, sekali, belum, sungguh; 2. kata yang karena fungsinya termasuk golonga kata tambahan, misalnya Burung itu terbang tinggi.
Di samping itu, digolongkan pula menjadi lima:
  • menyatakan waktu, misalnya sedang, tengah, lagi, masi, kini.
  • Menyatakan tempat, misalnya sini, situ, sana, di sini, di situ.
  • Menyatakan banyak, misalnya lebih, kurang, amat, terlalu.
  • Menyatakan betapa, mislanya keras-keras, pandai-pandai.
  • Menyatakan peri, misalnya tentu, sungguh, niscaya, barangkali.
6. Kata perangkai
    • Perangkai sejati, yaitu di, ke, dari.
    • Perangkai yang berasal dari nama benda, misalnya dengan, sebab.
7. Kata penghubung
Ialah kata yang berfungsi menghubungkan kalimat atau bagian kalimat.
  • Menyatakan makna mengumpulkan, misalkan dan, lagi, serta.
  • Menyatakan makna perlawanan, misalnya tetapi, melainkan.
  • Menyatakan makna sebab, misalnya sebab, karena, oleh.
  • Menunjukkan waktu atau tempat, misalkan ketika, hingga.
  • Menyatakan perjanjian atau pembatasan, misalkan jika, kalau.
  • Manyatakan maksud atau akibat, misalkan supaya, sehingga.
  • Menyatakan makna mengalah, misalkan meskipun, biar.
8. Kata seru
Kata seru digunakan untuk menyatakan:
  • Keheranan, misalnya wah, wahai, amboi, astaga.
  • Kesakitan, misalnya aduh.
  • Turut merasakan kesusahan orang lain, misalnya kasihan.
  • Kekecewaan, misalnya sayang.
  • Kesenangan hati, misalnya syukur, alhamdulillah.
  • Kejijikan atau penghinaan, misalnya cih, cis.
  • Ketidakpercayaan, misalnya masa, masakan, mana boleh.

No comments:

Post a Comment