Search This Blog

Monday, 3 October 2011

PENGERTIAN SERTA PERBEDAAN PENELITIAN LONGITUDINAL DAN CROSS-SECTIONAL


Peneitian dalam pengajaran bahasa asing mempunyai pern yang sangat penting untuk meningkatkan hasil dari proses belajar mengajar bahasa tersebut. hasil penelitian dalam pengajaran asing dapat member masukan kepada para guru maupun siswa tentang proses pembelajran yang dialami oleh seseorang, situasi dan kondisi yang membuat proses pembelajaran tersebut berlngsung lebih efektif serta aspek-aspek yang mempengaruhi proses tersebut.
Penelitian dalam pengajaran bahasa asing dapat dibagi secara umum ke dalam dua tipe yaitu penelitian kuantittif dan penelitin kualitatif. Selain ke dua tipe tersebut, ada pula beberpa ahli yang mengklsifikasikn penelitian menjadi dua macam yakni penelitian longitudinal dan penelitin cross-sectional. Klasifikasi kedua penelitian ini tampknya didsari pada cara pemilihan subjek penelitian dalam rangka menggali data yang terkait dengan perkembangan kemampuan kebahasaan ataupun proses perolehannya.
Penelitian longitudinal atau studi kasus, mencoba menggambarkan perkembangan kemampuan kebahasaan dari seseorng dalam belajar sutu bahasa. Dalam penelitian semacm ini data kebahasaan yang terkumpul berupa ujaran-ujaran seseorang yang diamati dalam waktu yang relative lama. Penelitian jenis ini melibatkan relative sedikit orang sebagai sujek penelitiannya bahkan sering sekali peneliti hanya mengamati seseorang dalam penelitiannya. Penelitin longitudinal ini sering dikelompokkan ke dalam penelitian kualitatif.
Dalam penelitian longitudinal proses perkembangan kebahasaan dapat dilihat dari data yang berasal dari subjek yang sama. Adapun penelitian cross-sectional mempunyai dta yang berasl dri lebih banyak subjek dan data dikumpulkan dalam waktu yang relative bersamaan. Dalam penelitian cross-sectional subjek penelitian diberi pertanyn aatau tugas yang sama dan agar data yang diinginkan dapat diperoleh, situasi penelitian atau alat pengumpul datanya dibuat sedemikian rupa sehingga data dari banyak subjek dapat terkumpul dlam wktu yang reltif singkat. Penelitian cross-sectionl ini dapat dikategorikan ke daam jenis penelitian kuantitatif karena dtanya berupa data sttistik yang berupa angka atau frekwensi. Subjek pada penelitian cross-sectional dibagi ke dalam beberapa tingkatan seperti tingkat lama belajar, tingkatan umur atau tingkatan kemampuan berbahasa namun data yang terkumpul diharapkan dapat menggambarkan suatu proses perkembangan kebahasaan secara utuh.
Bentuk dri penelitian longitudinal ini dapat berup penelitian introspkesi, observsi pern serta, observasi tanpa peran serta atau deskripsi terarah, sedngkan penelitin cross-sectional dapat berupa penelitian praeksperimen, eksperimen semu, eksperimen murni atau ex post facto design.
Referensi:
Setiyadi, Bambang. 2006. Metode Penelitian untuk Pengajaran Bahasa Asing: Graha Ilmu

0 comments:

Post a Comment