Search This Blog

Tuesday, 22 February 2011

unsur-unsur drama indonesia

Unsure-unsur drama
Menurut Nyoman Kutha Ratna, unsur-unsur pokok yang terkandung di dalam Drama antara lain:
a. Tema
Tema sebuah drama merupakan permasalahan yang mendasari sebuah cerita. Pokok permasalahan itu mungkin berupa kehidupan, pandangan hidup atau komentar tentang lingkungan. Tema berkedudukan sangatlah penting karena merupakan titik sentral yang melatar belakangi suatu cerita atau peristiwa.
Drama Badai sepanjang malam merupakan sebuah cerita tentang komentar terhadap lingkungan. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan berikut:
Saenah: [Membaca] “Sudah setahun aku bertugas di Klaulan. Suatu tempat yang terpacak tegak seperti karang di tengah lautan, sejak desa ini tertera dalam peta bumi. Dari jauh dia angker, tidak bersahabat: panas dan debu melecut tubuh. Ia kering kerontang, gersang. Apakah aku akan menjadi bagian dari alam yang tidak bersahabat ini?
b. Dialog
Dialog yang dibangun dalam drama Badai Sepanjang Malam Karya Max Arifin ini merupakan dialog yang selalu bergantian, atau dialog yang teratur antara dua tokoh utama.
c. Peristiwa atau Kejadian
Seseorang yang lahir dan dibesarkan dikota dengan keharusan dia harus menetap di desa terpencil menjadi seorang guru muda. Desa yang jauh, angker, tidak bersahabat: panas dan debu melecut tubuh. Ia kering kerontang, gersang, namun dengan semangatnya juga dorongan istrinya mereka bisa tetap bertahan.
d. Latar atau seting
Latar dalam suatu cerita drama merupakan gambaran tentang tempat, suasana, dan waktu terjadinya suatu peristiwa secara umum. Adapun latar dalam drama Badai Sepanjang Malam dapat penulis uraikan di bawah ini.
a) Latar Tempat
Adapun latar tempat yang terdapat dalam Drama Badai Sepanjang Malam Karya Max Arifin yaitu Ruangan depan sebuah rumah desa pada malam hari. Di dinding ada lampu minyak menyala. Ada sebuah meja tulis tua. Diatasnya ada beberapa buku besar. Kursi tamu dari rotan sudah agak tua. Dekat dinding ada balai balai. Sebuah radio transistor juga nampak di atas meja.
b) Latar Suasana
Adapun latar suasana yang terdapat dalam Drama Badai Sepanjang Malam Karya Max Arifin yaitu Suasana pada setiap dialog yang ada pada drama tersebut menunjukkan suasana penyesalan yang mengekang.
c) Latar Waktu
Adapun latar waktu yang terdapat dalam Drama Badai Sepanjang Malam Karya Max Arifin yaitu larut malam. hal ini dapat kita lihat dari kutipan berikut:
Saenah: Kau belum tidur juga? kukira sudah larut malam. Beristirahatlah, besok kan hari kerja?
Jamil: Sebentar, Saenah.Seluruh tubuhku memang sudah lelah, tapi pikiranku masih saja mengambang ke sana kemari.Biasa, kan aku begini malam malam.
e. Penokohan atau Perwatakan
Drama Badai Sepanjang Malam karya Max Arifin mempunyai tiga tokoh. Tapi satu tokoh yaitu Kepala Desa, hanya ada pada flashback saja. dibawah ini akan di uraikan tokoh-tokoh tersebut sesuai dengan penokohan atau perwatakkannya.
(1) Jamil, seorang guru SD di Klaulan, Lombok Selatan, berumur 24 tahun. Dia seorang yang memiliki pendirian dan idialis sejati. Seperti pada kutipan berikut.
Saenah: [Keras]Tidak! Mesti ada sesuatu yang hilang antara kau dengan masyarakatmu. Selama ini kau membanggakan dirimu sebagai seorang idealis. Idealis sejati, malah. Apalah arti kata itu bila kau sendiri tidak bisa dan tidak mampu bergaul akrab dengan masyarakatmu. [Pause]
(2) Saenah, istri Jamil berusia 23 tahun, seorang istri yang kuat yang mau mengikuti suaminya kemanapun dan dalam keadaan apapun. seperti pada kutipan berikut.
Saenah: Aku akan tetap bersamamu.Yakinlah. [Jamil menuntun istrinya ke kamar tidur.Musik melengking keras lalu pelan pelan,sendu dan akhirnya berhenti].
(3) Kepala Desa,suara pada flashback,
f. Alur atau Plot
Alur merupakan susunan peristiwa yang terpilih dan diatur oleh pengarang secarara logis dalam hubungan sebap akibat, sehingga memebentuk suatu cerita yang utuh.
Alur yang terdapat dalam drama Badai Sepanjang malam karya Max Arifin yaitu alur sorot balik atau flashback. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan berikut:
Saenah: Aku tidak berpikir sampai ke sana. Pikiranku sederhana saja. kau masih ingat tentunya, ketika kita pertama kali tiba di sini, ya setahun yang lalu. Tekadmu untuk berdiri di depan kelas, mengajar generasi muda itu agar menjadi pandai. Idealismemu menyala nyala. Waktu itu kita disambut oleh Kepala Desa dengan pidato selamat datangnya. [S aenah lari masuk. Jamil terkejut.tetapi sekejap mata Saenah muncul sambil membawa tape recorder!] Ini putarlah tape ini. Kaurekam peristiwa itu. [Saenah memutar tape itu, kemudian terdengarlah suara Kepala Desa]’…Kami ucapkan selamat datang kepada Saudara Jamil dan istri. Inilah tempat kami. Kami harap saudara betah menjadi guru di sini. Untuk tempat saudara berlindung dari panas dan angin, kami telah menyediakan pondok yang barangkali tidak terlalu baik bagi saudara. Dan apabila Anda memandang bangunan SD yang cuma tiga kelas itu. Dindingnya telah robek, daun pintunya telah copot, lemari lemari sudah reyot, lonceng sekolah bekas pacul tua yang telah tak terpakai lagi. Semunya, semuanya menjadi tantangan bagi kita bersama. Selain itu,kami perkenalkan dua orang guru lainnya yang sudah lima tahun bekerja di sini.Yang ini adalah Saudara Sahli, sedang yang berkaca mata itu adalah Saudara Hasan. Kedatangan Saudara ini akan memperkuat tekad kami untuk membina generasi muda di sini. Harapan seperti ini menjadi harapan Saudara Sahli dan Saudara Hasan tentunya. ”[Saenah mematikan tape. Pause, agak lama. Jamil menunduk, sedang Saenah memandang pada Jamil. Pelan pelan Jamil mengangkat mukanya. Mereka berpandangan]
g. Gaya Bahasa
Peranan bahasa merupakan hal sangat penting dalam mengungkapkan isi hati, pikiran, dan perasaan seseorang khususnya pengarang. Pengungkapan hal tersebut akan lebih baik apabila penggunaan bahasa itu ditafsirkan dengan gaya bahasa, yang akan menimbulkan serta memberikan keindahan, kenikmatan, dan perasaan tertentu bagi pembaca.
Gaya bahasa yang digunakan oleh Max Arifin dalam drama Badai Sepanjang Malam adalah gaya bahasa sehari-hari. di bawah ini akan dibahas beberapa gaya bahasa yang disajikan oleh pengarang.
Klimaks, dimana pengarang melukiskan sesuatu yang mempunyai pola struktur menaik. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan berikut: Suara jangkerik. suara burung malam. gonggongan anjing di kejauhan. Suara Adzan subuh.

0 comments:

Post a Comment