Search This Blog

Monday, 19 November 2018

Cuplikan buku nonfiksi rangking 1st Bukan Segalanya


RANGKING 1st BUKAN SEGALANYA
Bekal Memantik Sukses Sesungguhnya

Penulis             : Bambang Wahyudiono
Penerbit           : Raih Asa Sukses
Tempat Terbit : Jakarta
Tahun Terbit    : 2012
Tebal Buku : iv + 188 halaman

Pepatah latin mengatakan  :
"NON scholae sed vitae discimus"
yang artinya kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup.
Kalau orang mengatakan tugas utama mahasiswa kuliah, saya masih bisa sependapat. Tapi saya tidak setuju bila dikatakan prestasi akademik yang tinggi otomatis menjadikan karier seseorang di tempat kerja  kelak tinggi juga. Prestasi mahasiswa adalah prestasi akademik atau hard skills. Prestasi sebenarnya bukan saat di kelas, prestasi atau sukses itu setelah tamat kuliah. Dunia karier!. Baik sebagai karyawan atau wirausaha. 
Sukses dunia karier tidak ditentukan ranking satu, cumlaude atau prestasi akademik, tapi 90% ditentukan oleh soft skillsKeterampilan-keterampilan yang justru minimal diajarkan di sekolah atau perguruan tinggi. Ada banyak cara yang bisa untuk memperoleh sukses. Orang sukses ada yang dengan cara alami atau ada juga dengan cara lain. Buku ini  hanya bercerita tentang bagaimana sukses dengan cara yang bisa dipelajari melalui proses kematangan diri dan kematangan berorganisasi.
Kematangan tidak bisa diasah dari kegiatan menghafal pelajaran. Kematangan hanya bisa diperoleh dengan praktik-praktik nyata terutama di luar kelas, di kehidupan sosial, berorganisasi dan sebagainya.
Untuk bisa menjadi manajer tidak cukup hanya mahir kemampuan teknis. Manajer harus punya kemampuan leadership, kerjasama yang baik, komunikasi dan kemampuan memengaruhi orang lain atau influencing people.
Selagi mahasiswa atau pelajar banyak sekali kesempatan yang bisa diasah semenjak dini. Dunia ini anomali bagi yang tidak mampu dengan rahasia hard skills dan softskills. Keduanya harus dikuasi secara berimbang bagi mereka yang ingin sukses. Kuliah hanya bagian kecil dari proses menuju sukses, namun jalan masih sangat berliku untuk meraih segalanya. 
Kenapa ranking 1 bukan segalanya? pemimpin tidak mesti ranking satu, sukses karier meski bukan bidangnya, faktor soft skills dan hard skills,   sistem pendidikan  belum maksimal. Ranking satu tapi soft skills rendah  identik dengan ketidaksuksesan.
Bagaimana menentukan jalur karier? menghalau hambatan diri, bila keliru memilih tempat kerja, menetapkan pilihan berkarier, meningkatkan kompetensi berkarier, memilih Sekolah Menengah Kejuruan, hingga jawaban sanggupkah saya berwirausaha.
Bagaimana yang seharusnya kita lakukan untuk meraih kesuksesan? Pertama, mengubah paradigma, mengasah soft skills sewaktu sekolah atau kuliah, developt soft skills sebelum pensiun dari karyawan, menyadari kesalahan berpikir, berpikir positif, sukses modal spiritual, belajar terus tanpa henti. Selama hayat masih dikandung badan.
Apa pun risiko jalan hidup yang terjadi menjadi sukses atau tidak. Sisi positif seorang ranking satu seharusnya menjadikan hidup yang  tidak gampang menyerah, tidak gampang frustasi dengan himpitan karier, daya mampu menghindari sikap hidup tidak produktif, malas dan tidak bertanggungjawab. Satu lagi yang sangat berarti bagi seorang yang pernah meraih ranking satu, yaitu melekatnya budaya malu pada diri. Malu bila tidak dapat berbuat terbaik dibandingkan dengan orang lain atau malu bila dianggap tidak berprestasi oleh yang menilai diri kita. Apa pun, sukses itu relatif lantaran dinilai oleh makhluk Tuhan juga. Sukses itu setelah kehidupan kini berakhir. Babak baru dengan modal terbaik yang tergoreskan oleh kiprah diri kita sendiri

0 comments:

Post a Comment