Search This Blog

Thursday 23 June 2011

Penggolongan Kata Menurut S. Zainuddin Gl. Png. Batuah (1950)


1. Kata (peng) ganti
  • Pengganti orang, 1. orang yang sebenarnya, yaitu aku (pertama tunggal), kami dan kita (pertama jamak),engkau dan kamu (kedua tunggal), engkau sekalian dan kamu sekalian (kedua jamak), ia dan dia (ketiga tunggal dan jamak); 2. orang yang tidak sebenarnya, (a) orang pertama, ialah saya, hamba, beta; (b) orang kedua, ialah tuan, nyonya, anda, saudara; (c) orang ketiga, misal orang itu.
  • Kata kepunyaan, ialah semua kata ganti orang dan bentuk kependekannya, misalnya buku saya, kursi kami, tokonya.
  • Kata penunjuk, ialah ini, itu,  sini, situ, begini, begitu, yaitu, si.
  • Kata tanya, misalnya apa, mengapa, siapa, berapa, bagaimana.
  • Kata penunjuk dan pertalian yang.
  • Kata (peng)ganti tak tentu, ialah orang, seseorang, barang sesuatu.
  • Kata ganti kena diri, ialah kata diri.
2. Kata benda
  • Kata benda sakala atau berwujud ialah nama benda yang sesungguhnya.  nama barang, ialah nama diri, misalnya Ali, Tegal, Indonesia; nama zat, misalnya mas, perak, timah; nama kumpulan, misalnya laskar gerombolan, keluarga.
  • Kata benda niskala atau tak berwujud.
3. Kata kerja
Ialah kata yang dalamnya terkandung sesuatu perbuatan. Misalnya jatuh, berlari, menulis, bercakap-cakap, dan sebagainya.
4. Kata sifat
Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau hal sesuatu barang. Misalnya sakit, berat, buruk, pucat, baik hati, manis mulut.
5. Kata tambahan
Kata tambahan adalah kata yang menjadi keterangan pada kata selain kata benda. Kata golongan ini dibedakan menjadi:
  • Penunjuk sifat, misalnya perlahan-lahan, begini, begitu.
  • Penunjuk taraf, misalnya sama, kurang, agak, hampir.
  • Penunjuk waktu, misalnya sedang, tengah, sekarang, kini.
  • Penunjuk tempat, misalnya di rumah, ke sekolah, dari pasar.
  • Penunjuk modalitas, (a) menyatakan kesungguhan, misalnya ya, bahkan, tentu; (b) menyatakan kemungkinan, misalnya mungkin, dapat, bisa; (c) menyatakan kehendak, misalnya moga-moga.
6. Kata bilangan
  • Bilangan pokok, misalnya satu, dua, tiga, dan seterusnya.
  • Bilangan pecahan, misalnya setengah, seperlima.
  • Bilangan penunjuk tingkat, misalnya pertama, kedua.
  • Bilangan pengumpul, yaitu mengungkapkan kumpulan misalnya kedua, kesepuluh, dan sebagainya.
  • Bilangan pengganda, misalnya sekali, tujuh ganga, tujuh lapis.
  • Bilangan penunjuk yang kurang tentu, misalnya segala, banyak.
7. Kata perangkai
Ialah kata yang menyatakan perhubungan sebuah kata lain dalam kalimat itu juga. Misalnya dari, pada, bagi, akan, oleh, dengan, sedikit.
8. Kata penghubung
Ialah kata yang menghubungkan dua buah kata yang sama fungsinya dalam kalimat. Kata golongan ini dapat digolongkan menjadi:
  • Penunjuk pengumpul, misalnya kata dan, dengan, lagi.
  • Penunjuk pengumpul dan pencerai, misalnya baik … baik, atau … atau, baik … atau.
  • Penunjuk kosokbali, ialah kata atau.
  • Penunjuk perlawanan, misalnya  tetapi, akan tetapi, melainkan.
  • Penunjuk sebab-karena, misalnya oleh, karena, sebab.
  • Penunjuk saarat atau perjanjian, misalnya kalau, jialau, asal.
  • Penunjuk peralahan, misalnya sungguhpun, meskipun, walau.
  • Penunjuk maksud, misalnya supaya, agar.
  • Penunjuk penerangan, misalnya  kata yaitu, yakni.
  • Penunjuk kehendak, ialah kata barang.
  • Sebagai pembuka kata, ialah kata bahwa.
  • Penghubung yang lain-lain, misalnya hingga, sampai, jadi.
9. Kata seru
  •  Kata tiruan bunyi, misalnya kata bak, buk, pang, cas, cis.
  • Kata yang menyatakan perasaan, misalnya ah, wah, o, amboi, nah.
  • Kata yang menyatakan semboyan, misalnya hai, halo, awas.


0 comments:

Post a Comment