Search This Blog

Tuesday 22 February 2011

Landasan Historis Pendidikan


A.   Pendidikan Zaman Hindu/Budha
1.    Faktor-faktor yang Memungkinkan Berkembangnya Peradaban Hindu/Budha
Ada tiga faktor yang memungkinkan berkembangnya peradaban Hindu/Budha. yaitu
  • faktor politis yaitu terjadinya peperangan antara kerajaan India bagian utara dengan bagian selatan, sehingga penduduk selatan lari mencari daerah-daerah baru, termasuk ke Indonesia.
  • faktor ekonomi/geografis yaitu Indonesia terletak di jalur perdagangan antar India dan Tiongkok
  • faktor kultural yaitu tingkat peradaban Bangsa India lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk asli Indonesia.
2.         Hinduisme dan Budhaisme
Agama Hindu di India terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu Brahmanisme dan Syiwaisme. Hindu yang datang di Indonesia adalah Syiwaisme, yang pertama kali oleh seorang Brahmana yang bernama Agastya.
Agama Budha adalah agama yang disebarkan oleh Sidharta Gautama di India, yang kemudian terpecah menjadi dua aliran yaitu Mahayana dan Hinayana. Agama Budha yang berkembang di Indonesia adalah Hinayana.
3.         Pendidikan Hindu/Budha
Pendidikan formal berkembang pada zaman Hindu yang terjadi di kerajaan-kerajaan sudah berkembang. Materi pembelajaran berpusat kepada ajaran agama, membaca dan menulis (huruf Pallawa) dan bahasa Sansekerta. Para pendidiknya ialah orang-orang pandai yang memahami ajaran agama (Pandita), yang berasal dari kasta Brahmana. Para peserta masih terbatas kepada kasta Brahmana dan Ksatria.
Pendidikan pada aman Hindu lebih tepat dikatakan sebagai “Perguruan” dimana para murid berguru kepada para cerdik cendekia.
Pada zaman Budha, terdapat Perguruan Tinggi Budha yang murid-muridnya banyak berasal dari Indocina, Jepang dan Tiongkok. Guru yang terkenal. Para murid pada saat itu juga belajar seni pahat dan sastra.
a)         Tujuan Pendidikan
·         kaum Brahmana, pendidikan bertujuan untuk menguasai kitab suci sebagai sumber kebenaran dan pengetahuan yang universal.
·         kaum Ksatria, sebagai penguasa, pendidikan bertujuan untuk memiliki pengetahuan teoretis yang berhubungan dengan pemerintahan.
·                       bagi rakyat biasa, pendidikan bertujuan agar warga masyarakat memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam hidup. 
b)         Sifat Pendidikan
Beberapa sifat pendidikan pada saat itu yang menonjol adalah informal, berpusat pada religi, penghormatan tertinggi kepada guru dan aristokrat atau pendidikan hanya diikuti golongan tertentu saja.
c)         Jenis-jenis Pendidikan
Jenis pendidikan pada masa Hindu Budha yaitu pendidikan intelektual (penguasaan kitab suci), pendidikan kesatriaan (pendidikan pemerintahan) dan pendidikan keterampilan (pewarisan keterampilan).
d)         Lembaga Pendidikan
Ada beberapa tempat yang biasa dijadikan sebagai lembaga pendidikan yaitu pecatrikan/padepokan, pura, pertapaan dan keluarga.
e)         Ilmu Pengetahuan dan Seni
Sampai jatuhnya Majapahit pada abad ke-15, ilmu pengetahuan terus berkembang. Khususnya di bidang sastra, bahasa, ilmu pemerintahan dan tatanegara serta ilmu hukum. Dalam seni bangunan dan seni pahat, banyak dihasilkan karya arsitektur yang menakjubkan.

B.        Pendidikan Zaman Islam
1.         Masuknya Islam ke Indonesia
Masuknya Islam ke Indonesia, terdapat beberapa pendapat yang berbeda, yaitu Islam masuk ke Indonesia melalui Persia (pendapat Prof. Dr. P.A Hoesien Djajadiningrat), Islam masuk ke Indonesia melaui Gujarat (pendapat Dr. R.M. Soetjipto Wirjsoeparto), dan Islam masuk ke Indonesia melalui Mesir dan Mekah (pendapat Haji Abdul Malik Karim Amrullah). 
2.         Inti Ajaran Islam
  • Islam sebagai Agama Tauhid
  • Manusia adalah sama di sisi Allah
  • Iman, Islam dam Ikhsan
3.         Pendidikan
a          Perkembangan Pendidikan
Pada mulanya, ajaran Islam disebarkan melalui perdagangan. Para pedagang selain berdagang juga menyebarkan Islam dan menjadi ustadz (guru). Pendidikan Islam di Jawa mulai teratur sejak seorang ulama yang bernama Maulana Malik Ibrahim mengajarkan agama secara khusus di rumahnya, kemudian mendirikan langgar di Gresik. Beberapa penulis sejarah mengatakan bahwa beliaulah yang pertama-tama mendirikan pesantren. Dalam penyebaran agama dan pendidikan Islam, para ulama atau Wali, telah banyak menentukan perkembangan dan kemajuan pendidikan Islam.
Pendidikan Islam lebih teratur setelah Raden Patah mendirikan pesantren di Glagah Arum, yang masih berada di bawah kekuasaan Majapahit. Raden Patah adalah orang yang pertama kali mengorganisir pendidikan Islam dengan mendirikan organisasi Bayangkare. Kemudian, pada saan Raden Patah memisahkan diri dari Majapahit, pengembangan pendidikan Islam lebih leluasa lagi dan menyebar ke seluruh pelosok pulau Jawa. Setelah Demak ditaklukan oleh Pajang, dilakukan penyempurnaan dalam pendidikan Islam. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, di tiap kota harus dibangun Masjid Gede yang  paten. Pada masa itu telah ada lembaga-lembaga pendidikan yang berupa: Pengajian Qur’an, Pengajian Kitab, Pesantren Besar dan Pesantren Keahlian.
b          Dasar dan Tujuan Pendidikan
Dasar pendidikan Islam ialah tauhid mengakui ke-Esaan Allah dan menyerahkan diri pada-Nya dengan tulus ikhlas dan melakukan amal saleh. Tujuan pendidikan pada zaman Islam adalah:
  • Memiliki pengetahuan praktis yang sangan berguna untuk hidup di dunia yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
  • Memiliki pengetahuan kegunaan yang bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, Ijma, Qiyas.
  • Menjadi manusia yang menjalankan ajaran Islam, manusia yang mengabdikan diri sepenuhnya kepada Allah.
c          Lembaga-lembaga Pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan yang digunakan untuk mengembangkan ajaran Islam di Langgar dan Pondok Pesantren
d)         Metode Pendidikan
1)         Metode Sorongan
Metode membaca Al-Qur’an dimulai dengan pengenalah huruf serta tanda-tandanya untuk langsung membaca surat-surat pendek. Apabila sudah lancar dilanjutkan dengan membaca Al-Qur’an sampai tama. Cara mengajarkan hauruf-huruf dan tanda-tanda bacaan, serta membaca Al-Qur’an dilakukan seorang demi seorang secara individual.
2)         Metode Halaqan/Pagalan
Dengan metode ini para santri semua duduk melingkari Kyai dengan kitab yang sedang dipelajarinya dibacakan dalam bahasa Arab, diterjemahkan dan dijelaskan maksudnya. Para santri menulis dan mendengarkan terjemahan dan diadakan juga tanya jawab.
e)         Ciri-ciri Pendidikan
  • Bersifat religius
  • Guru tidak memperoleh bayaran
  • Pendidikan Islam bersifat demokratis.

C.        Pendidikan Zaman Pendudukan Asing
1.         Kedatangan Orang Portugis
Pada masa Portugis, masyarakat dibaptis dan dijadikan penganut Katolik Roma. Mereka lalu diberi pendidikan agar agama baru tersebut dapat dipertahankan dan terus berkembang. Pendudukan Portugis di Indonesia hanya bertahan sampai Belanda lalu mengusai Indonesia
2.         Zaman VOC
a)         Dasar dan Tujuan Pendidikan
Pada zaman VOC, dasar pendidikannya adalah agama Kristen Protestan. Adapun tujuan pendidikannya adalah:
  • Untuk mengembangkan agama Kristen Protestan
  • Pendidikan yang diberikan kepada bumi putera adalah untuk mendapatkan tenaga pembantu yang murah.
b)         Jenis-jenis Sekolah
Jenis-jenis sekolahnya antara lain: pendidikan dasar, sekolah latin, seminarium theologica, dan akademi pelayaran.

3.         Pemerintahan Hindia Belanda
Pada tahun 1799, VOC dibubarkan karena mengalami kemunduran. Selanjutnya, Pemerintah Belanda mengambil alih kekuasaan atas Indonesia. Bersamaan dengan itu, di Eropa terjadi perubahan dengan alam pikiran baru yaitu Aufklarung yang berarti fajar, terang dan merupakan abad akal.
a          Ciri Persekolahan
  • Sekolah bersifat dualistis, Pemerintah Kolonial Belanda membuat stratifikasi sosial masyarakat yang terbagi menjadi tiga golongan, yaitu golongan Eropa, golongan asing diluar Eropa dan golongan bumi putra, yang merupakan masyarakat kelas tiga.
  • Sekolah bersifat sekuler.
  • Sekolah lebih banyak didasarkan pada kebudayaan Barat.
  • Sekolah pemerintah kurang memperhatikan keterapilan khusus.
  • Sekolah pemerintah kurang memperhatikan pendidikan kaum wanita.
b          Jenis-jenis Sekolah
1)         Sekolah untuk orang Eropa
Sekolah untuk orang Eropa ada dua jenis yaitu sekolah dasar dan sekolah lanjutan.
2)         Sekolah untuk Bumi Putera
Sekolah untuk Bumi Putera terdiri dari sekolah rakyat yang dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu sekolah rakyat kelas satu untuk anak-anak pemuka-pemuka, para tokoh, dan orang-orang terhormat; dan sekolah rakyat kelas dua untuk anak-anak rakyat biasa. Selain itu ada sekolah raja dan sekolah lanjutan.
3)         Sekolah Kejuruan
Ada tiga jenis sekolah kejuruan pada masa itu, yaitu sekolah pertukangan, sekolah pendidikan guru dan sekolah gadis.

4.         Pendidikan Hindia Belanda sejak 1900
Pada awal abad ke-20, di Indonesia lahir politik etis. Politik Etis, yang dicetuskan oleh Van de Venter, ditujukan demi kepentingan Bumi Putra dengan cara memajukan penduduk asli dengan cara barat (pendidikan barat). Politik Etis ini adalah edukasi, irigasi dan imigrasi.
a          Landasan dan Tujuan Pendidikan
Pemerintah mendasarkan kebjaksanaannya dalam pendidikan sebagai berikut:
  • Pendidikan dan pengetahuan Barat diterapkan sebanyak mungkin bagi segolongan Bumi Putera.
  • Pemberian pendidikan rendah bagi golongan Bumi Putera disesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Sedangkan tujuan pendidikan Belanda hanyalah sekedar untuk memperoleh tenaga-tenaga kerja yang murah.  
b          Jenis-jenis Persekolahan
  • Pendidikan Rendah (Lager Onderwijs)
Terdiri dari sekolah rendah berbahasa pengantar bahasa Belanda, yang dibagi menjadi sekolah rendah eropa (ELS) dan sekolah bumi putra (sekolah cina belanda/HCS dan sekolah bumi putra belanda/HIS).
  • Pendidikan Lanjutan/Menengah (Middlebaar Onderwijs)
Terdiri dari MULO (pendidikan dasar yang diperluas), AMS (lanjutan dari MULO), dan HBS (sekolah tinggi warga negara, lanjutan ELS).
  • Pendidikan Kejuruan (Vakonderwijs)
Terdiri dari sekolah pertukangan (Ambachts Leergang) yang berbahasa daerah, sekolah pertukangan (Ambachtsschool) yang berbahasa Belanda, sekolah teknik (Techisch Onderwijs), sekolah dagang (Handel Onderwijs), pendidikan pertanian (Landbouw Onderwijs), pendidikan kejuruan kewanitaan (Meisjes Valkonderwijs), dan pendidikan keguruan (Kweekschool).
  • Pendidikan Tinggi (Hooger Onderwijs)
Terdiri dari pendidikan tinggi kedokteran, pendidikan tinggi hukum dan pendidikan tinggi teknik.

5.         Pendidikan Swasta oleh Bumi Putera
a.         Muhammadiyah
Muhammadiyah merupakan suatu gerakan sosial, sebagai suatu interaksi positif terhadap situasi politik, situasi ekonomi, situasi kebudayaan dan situasi keagamaan pada saat itu. Lahirnya Muhammadiyah merupakan perpanjangan dari gerakan Islam yang terjadi di dunia pada masa itu. Gerakan itu antara lain Wahabi, Salafiyah dan Aligard yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap gerakan pembaharuan Islam di Indonesia. Muhammadiyah berdiri pada tanggal 18 Novembar 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H), oleh K.H. Ahmad Dahlan.
Jenis-jenis sekolah Muhammadiyah diantaranya Al-Qisnul Alqo (1921), Taman kanak-kanak Muhammadiyah atau Busthanul Athfal (1926), HIS met de Qur’an (1923 di Jakarta, 1926 di Kudus, dan 1928 di Aceh), dan sekolah-sekolah seperti HIS, Volshool, Verpoldschool, dan Schakelschool. Al-Qisnul Alqo kemudian diubah menjadi Hooger Muhammadiyah School, lalu pada tahun 1923 diubah lagi menjadi Kweekschool Islam. Pada tahun 1924, sekolah tersebut dipisahkan antara murid perempuan dan laki-laki. Akhirnya pada tahun 1932 menjadi Muallimien Muhammadiyah (Sekolah Guru Islam Putra) dan Muallimat Muhammadiyah (Sekolah Guru Islam  Putri).
b.         Taman Siswa
Taman Siswa didirikan pada tanggal 3 Juli 1922 oleh Ki Hajar Dewnatara beserta kawan-kawan yang lainnya dan perkumpulan kebatinan Jawa Selasa Kliwon. Alasan berdirinya Taman Siswa antara lain adalah pendidikan dan pengajaran untuk tiap bangsa berupa pemeliharaan buat mengembangkan benih turunan dari bangsa itu, agar dapat tumbuh dengan sehat lahir dan batinnya, golongan bangsawan masih senang menyekolahkan anaknya padahal anaknya dididik demi kepentingan kolonial, sistem pendidikan kolonial tidak menumbuhkan kehidupan bersama yang mandiri, pendidikan pada saat itu ditujukan untuk kepentingan kolonial.
Azas pendidikan Taman Siswa diantaranya hak seseorang untuk mengatur dirinya sendiri, Dasar pendidikan Taman Siswa adalah kodrat alam, kemerdekaan, kebangsaan, kebudayaan, kemanusiaan.
Tujuan pendidikan Taman Siswa adalah mendidik anak agar percaya kepada kekuatan sendiri, tidak menggantungkan diri kepada kekuatan orang lain dan atas dasar budaya bangsa sendiri. Taman Siswa mendirikan sekolah-sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampat tingkat pendidikan tinggi, yang terdiri dari Taman Indria, Taman Anak, Taman Dewasa, Taman Madya dan Taman Guru.
c.         INS (Indonesia Nederlandsche School)
INS merupakan lembaga pendidikan yang didirikan oleh Muhammad Syafei pada tahun 1926 di Kayutanam Sumatera Barat. Dasar pendidikan INS adalah berpikir logis dan rasional, keaktifan atau kegiatan, pendidikan kemasyarakatan, memperhatikan bakat anak, menentang intelektualisme, pendidikan keindahan diperlukan sungguh-sungguh, rasa tanggung jawab, peranan keagamaan. Tujuan INS adalah mendidik rakyat ke arah kemerdekaan, memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mendidik para pemuda agar berguna bagi masyarakat, menanamkan kepercayaan dan tanggung jawab, tidak menerima sokongan yang mengurangi kebebasan bergerak dalam usaha INS.
Jenis sekolah terdiri dari ruang rendah (SD) 7 tahun, ruang antara 1 tahun, ruang dewasa 4 tahun dan ruang masyarakat 1 tahun. Pelajaran ekspresi yang diberikan di INS antara lain olahraga (pendidikan jasmani), perusahaan, peternakan dan pertanian, dan seni (menggambar, memahat, musik, menari, sandiwara, pekerjaan tangan, membuat klise untuk menghias rantai emas).

6.         Masa Pendudukan Jepang
Landasan Idiil pada masa pendudukan Jepang adalah Hakko Ichiu, yaitu bangsa Indonesia bekerja sama dengan bangsa Jepang dalam rangka mencapai kemakmuran bersama Asia Raya. Tujuannya adalah menyediakan tenaga sukarela dan prajurit-prajurit untuk membantu peperangan bagi kemenangan Jepang dan melawan tentara sekutu.
Jenis sekolah pada zaman Jepang terdiri dari Sekolah Rakyat 6 tahun (Kokumin Gakko), SMP 3 tahun (Koto Chu Gakko), Sekolah Menengah Tinggi 3 tahun (Kogya Semmon Gakko). Juga didirikan Sekolah Pelayaran dan Sekolah Pelayaran Tinggi.
Pendidikan pada zaman Jepang ini memberikan banyak keuntungan bagi Indonesia, yaitu bahasa Indonesia berkembang secara luas karena dijadikan bahasa pengantar di sekolah, buku-buku bahasa asing diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, para pemuda memiliki kemampuan bela diri dan perang, kerinduan kepada kebudayaan dan kemerdekaan Indonesia bergejolak, diskriminasi ditiadakan, bangsa Indonesia dididik untuk menjadi pemimpin dan sekolah-sekolah diseragamkan.

D.        Pendidikan Nasional Indonesia Tahun 1945-1950
Dasar Pendidikan Indonesia, seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, adalah Pencasila. Pada masa itu, dikeluarkan UU No. 4 Tahun 1945 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah untuk seluruh Indonesia yang diundangkan pada tanggal 4 April 1954.
Tujuan pendidikan dan pengajaran menurut UU No. 4 Tahun 1950 adalah membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Sistem persekolahan Indonesia akhirnya berjenjang sebagai berikut: Pendidikan Rendah (Sekolah Rakyat), Pendidikan Menengah (Pendidikan Menengah Umum, Kejuruan dan Keguruan), dan Pendidikan Tinggi (Perguruan Tinggi, Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi).
Penyelenggaraan pendidikan mengacu pada sepuluh hal yang diajukan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat kepada Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan. Pada tanggal 1 Januari 1946 terbentuk Bagian Pendidikan Masyarakat  pada Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang bertujuan membangun masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila yang dapat dicapai dengan dua cara, yaitu metode belajar dan metode bekerja yang dilaksanakan secara massal dan integral di suatu desa.

E.        Pendidikan Indonesia Tahun 1950-1959
Tujuan pendidikan didasarkan pada  UU No. 4 Tahun 1945 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah untuk seluruh Indonesia, yaitu membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air.  Pendidikan dan pengajaran berdasarkan atas asas-asas yang termaktub dalam Pancasila dan UUD 1945 dan atas Kebudayaan Kebangsaan Indonesia.
Menurut jenisnya, pendidikan dan pengajaran dibagi atas Pendidikan dan pengajaran taman kanak-kanak, pendidikan dan pengajaran rendah, pendidikan dan pengajaran menengah, pendidikan dan pengajaran tinggi.
Salah satu masalah yang dihadapi pemerintah dalam pendidikan adalah kekurangan tenaga guru. Untuk mengatasinya, pemerintah menempuh dua jalan, yaitu dengan memperbanyak jumlah SGB (Sekolah Guru 4 Tahun) dan mengerjakan tenaga Guru yang belum mempunyai wewenang untuk mengajar. Pendidikan agama diberikan mulai kelas empat sekolah rendah sampai sekolah lanjutan tingkat atas dengan jumlah jam 2 jam pelajaran perminggu. Untuk sekolah-sekolah rendah khusus, pelajaran agama diberikan 4 jam perminggu.

F.         Pendidikan Indonesia Merdeka Tahun 1959-1965
Pendidikan Indonesia pada tahun 1959-1965 berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945 yang mulai berlaku menggantikan UUD Sementara, dengan demikian Pancasila kembali pada rumusan seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.
Tujuan pendidikan pada masa ini adalah membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air. Dasar pendidikannya adalah Pancasila dan kebudayaan kebangsaan Indonesia.
Terjadi perubahan kurikulum dari jenjang SD sampai SLTA. Kurikulum SD 1964 membedakan dua macam program, yaitu SD yang menggunakan bahasa daerah (kelas I-kelas III) dan SD yang menggunakan bahasa Indonesia (kelas IV-kelas VI). Kurikulum ini terdiri dari lima kelompok bidang studi (wardhana), yaitu perkembangan moral, perkembangan kecerdasan, perkembangan emosional, perkembangan keprigelan dan perkembangan jasmani/kesehatan.
Kurikulum SMP 1962 disebut pula kurikulum Gaya Baru. Kurikulum ini terdiri atas Kelompok Dasar, Kelompok Cipta, Kelompok Rasa/Karsa, dan Krida. Kurikulum SMA mengalami perubahan tiga kali yaitu pada tahun 1952, 1961 dan 1964. Kurikulum SMA 1961 disebut juga kurikulum Gaya Baru. Perubahan kurikulum berkenaan dengan tujuan pendidikan SMA, penggolongan mata pelajaran menjadi empat kelompok (kelompok dasar, khusus, penyerta dan prakarya), dan penjurusan yang mulai dilakukan di kelas III, jurusan tersebut antara lain Budaya, Ilmu Pasti dan Ilmu Alam 

G.        Pendidikan Nasional Zaman Perkenbangan Orde Baru
1.         Pendidikan Nasional Indonesia Zaman Awal Orde Baru atau Transisi (1966-1969)
Pada masa ini, prinsip pendidikan Panca Wardhana disusul dengan sistem pendidikan nasional Pancasila. Tujuan pendidikannya ialah memebentuk manusia Pancasilais sejati. Isi pendidikannya adlah untuk mempertinggi moral, akhlak dan keyakinan agama, mempertinggi keterampilan dan kecerdasan, dan mempertinggi mutu kesehatan fisik manusia. Struktur persekolahan masih tetap mengikuti struktur lama berdasarkan UU No. 12 Tahun 1954 dan UU No. 22 Tahun 1961.
2.         Pendidikan Nasional Indonesia Pada Masa Pembangunan Jangka Panjang 1 (1969/1970-1993/1994)
  • Menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional diundangkan dan berlaku sejak 27 Maret 1989, antara lain menyatakan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
  • Menurut UU No. 2 Tahun 1989, sistem persekolahan terdiri atas tiga jenjang, yaitu Pendidikan Dasar (SD dan SLTP), Pendidikan Menengah (SMU dan SMK), dan Pendidikan Tinggi (program pendidikan akademik dan program pendidikan profesional.

1 comments: