Search This Blog

Tuesday, 22 February 2011

Pendidikan sebagai ilmu dan seni

A. Alasan Pentingnya Status Keilmuan Pendidikan
Suatu disiplin dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila disiplin tersebut memiliki status keilmuan yang jelas, karena status keilmuan yang jelas akan memperkokoh keberadaan atau eksistensi disiplin ilmu tersebut, manakala disiplin tersebut mendapat pengujian secara ilmiah.
Suatu disiplin ilmu dapat dilakukan pengujian empiris apabila disiplin ilmu tersebut memiliki kejelasan, yaitu:
1. Memiliki kejelasan dalam obyek yang menjadi garapan penyelidikannya atau jelas mengenai obyek studinya.
2. Jelas dalam menggunakan metodologi penyelidikannya, baik itu metodologi yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, bahkan mungkin gabungan dari keduanya.
3. Jelas mengenai isi atau substansi dari ilmu tersebut.
4. Jelas mengenai fungsinya dalam mengatasi atau memecahkan salahsatu aspek masalah yang dihadapi dalam kehidupan manusia.

B. KONSEP PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
1. Konsep Pengetahuan
Imu pengetahuan sering diartikan sebagai segala sesuatu yang kita kenal atau kita ketahui mengenai suatu hal atau obyek. Pengetahuan dapat juga dijelaskan sebagai hasil dari mengetahui obyek-obyek di alam nyatamenurut akal dengan jalan pengamatan.
Titus (1959) mengungkapkan ada 4 jenis pengetahuan atau kebenaran yang dapat diperoleh atau dimiliki manusia, yaitu:
1. Pengetahuan biasa atau awam yang sering disebut common sense knowledge atau pengetahuan akal sehat.
2. Pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) atau secara singkat orang menyebutnya dengan sains.
3. Pengetahuan filsafat (philosophical knowledge) atau dengan singkat saja disebut filsafat.
4. Pengetahuan religi (pengetahuan agama) pengetahuan yang bersumber dari agama, tang mencakup pengetahuan mengenai hakekat perilaku sebagai pengungkapan supernatural melalui wahyu yang diterima utusannya yang terpilih.
Pengetahuan biasa atau awam (common sense knowledge), yaitu
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dan kebiasaan hidup sehari-hari. Pengetahuan biasa atau awam (common sense knowledge) memiliki ciri-ciri:
1. common sense cenderung menjadi biasa dan tetap, atau bersifat peniruan serta pewrisan dari masa lampau.
2. common sense maknanya sering kabur atau samara dan memiliki pengertian ganda (ambiguitas).
3. common sense merupakan suatu kebenaran atau kepercayaan yang tidak teruji atau tidak pernah diuji kebenarannya.
Pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) adalah terjemahan dari kata science, yaitu seperangkat pengetahuan yang tersusun secara sistematis mengenai fenomena, termasuk cara menyusun dan memperluas dan cara mengujinya menurut kriteriayang obyektif dan diakui masyarakat ilmuwan, yang sering disebut ilmu pengetahuan.
Dalam kehidupan sehari-hari, secara awam ilmu pengetahuan atau disingkat dengan ilmu, sering dijelaskan dengan makna atau pengertian yang sama dengan segala yang kita ketahui. Jadi secara etimologis baik ilmu maupun science berarti pengetahuan. Namun, secara terminologis dalam pandangan dan konteks akademis, istilah ilmu atau science itu adalah sekumpulan pengetahuan yang mempunyai karakteristik (ciri-ciri) dan syarat-syarat tertentu, sehingga disebut ilmu pengetahuan.
Ilmu sendiri mempunyai arti sebagai suatu pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, dsb.
Sedangkan ilmu pengetahuan merupakan seperangkat atau sejumlah pengetahuan yang disusun menurut suatu sistem berpikir kritis (karena itu karakternya sistemik), dan teratur (secara sistematis) yaitu menerapkan pola piker dan pola kerja tertentu, menerapkan suatu pendekatan/metode penelitian tertentu (metode ilmiah atau penelitian ilmiah), dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman tenteng suatu hal atau masalah agar masalah tersebut dapat dicari solusinya, terutama alas an mengapa hal itu terjadi, sehingga pada akhirnya manusia dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.

2. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Berdasarkan isi pengetahuannya ilmu diklasifikasi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Ilmu-ilmu kealaman (natural sciences) seperti: fisika, kimia, biologi, dan astronomi.
2. Ilmu-ilmu sosial (social science) seperti: sosiologi, ekonomi, politik, dsb.
3. Ilmu-ilmu kemanusiaan (humanities) seperti: filsafat, bahasa, dan seni.
Berdasarkan jenisnya ilmu pengetahuan dikelompokkan ke dalam:
1. Matemetika (ilmu murni)
2. Ilmu-ilmu kealaman (natural sciences)
3. Ilmu-ilmu sosial (social science)
4. Ilmu-ilmu tingkah laku (behavioral sciences)
5. Kelompok ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora)
Berdasarkan sifat, (ragam dan atribut) pengetahuan, ditemukan klasifikasi ilmu sebagai berikut:
1. Karl Pearson, mengelompokkan ilmu menjadi:
a. abstract sciences, terdiri atas matematika dan filsafat
b. concrete sciences, mencakup fisika, biologi, kimia, dsb
2. William C. Kneale, mengelompokkan ilmu menjadi:
a. apriori sciences, terdiri atas matematika dan filsafat
b. aposteriori sciences, terdiri atas fisika, sosiologi, ekonomi, dsb
3. Wilson Gee, mengelompokkan ilmu menjadi:
a. descriptive sciences, terdiri atas psikologi, sosiologi, dsb
b. normative sciences, terdiri atas ilmu pendidikan dan filsafat
4. Rudolf Carnapp, mengelompokkan ilmu menjadi:
a. formal sciences, terdiri atas matematika
b. factural sciences, terdiri atas fisika
5. Wilhem Windelband, mengelompokkan ilmu menjadi:
a. nomothetic sciences, terdiri atas fisika dan kimia
b. idiografic sciences, terdiri atas ilmu pendidikan dan sosiologi
6. Hugo Munsterberg, mengelompokkan ilmu menjadi:
a. theoretical sciences, terdiri atas matematika
b. practical sciences, terdiri atas ilmu pendidikdn
C. KARAKTERISTIK DAN KRITERIA ILMU PENGETAHUAN
Randall dan Buchker mengemukakan 3 ciri umum ilmu pengetahuan, yaitu:
1. Hasil sains bersifat akumilatif dan merupakan milik bersama.
2. Hasil sains kebenarannya tidak mutlak, dan bisa terjadi kekeliruan, karena yang menyelidikinya adalah manusia.
3. Sains bersifat objektif.
Selanjutnya Ralph Ross dan Ernest van den Haag mengemukakan cirri-ciri ilmu, yaitu:
1. Bersifat rasional
2. Bersifat empiris, karena ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera.
3. Bersifat umum
4. Bersifat akumulatif
Menurut paradigma baru (pasca Thomas Kuhn)criteria khas suatu ilmu baik ilmu pengetahuan maupun ilmu sosial adalah sbb:
1. Ada objek formal
2. Ada metode kerja yang diakui sesame ilmuwan
3. Ada sosok jaringan substanif pengetahuan
4. Terdapat teknik yang mapan dan perlengkapan yang diakui
1. Landasan Ilmu
Landasan ilmu berkenaan dengan titik tolak atau gagasan-gagasan yang dijadikan sandaran atau tempat berpijak para ilmuwan dalam kegiatan ilmiahnya dan berguna bagi perkembangan pemikiran selanjutnya dalam memahami fenomena baik fenomena alam maupun fenomena sosial.
2. Obyek Studi Ilmu
Obyek studi ilmu adalah suatu kenyataan (realitas) atau bidang yang menjadi bahan pengkajian dan penyelidikannya. Obyek ilmu pengetahuan dibedakan menjadi dua jenis yaitu obyek material dan byek formal.
3. Metode Ilmu
Metode ilmu yang sering juga disebut metode ilmiah merupakan prosedur kerja sistematis yang terencana dan cermat melalui pengalaman dengan menggunakan kerangka pemikiran tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh suatu ilmu yang valid dan reliable.
Prosedur metode ilmiah merupakan langkah-langkah sistematis, yakni mulai tahap pertama, kedua dan seterusnya, tanpa melompat-lompat dan setiap tahap harus dilaksanakan secara ketat,cermat sesuai dengan aturan dan ketentuannya, karena itulah ilmu sering juga disebut suatu disiplin atau disiplin ilmu.
Yuyus S.Suriasumantri (1985) menjelaskan langkah-langkah ilmiah yang pada umumnya dilakukan sebagai berikut:
1) Perumusan masalah
2) Penyusunan kerangka berpikir.
3) Perumusan hipotesis
4) Pengujan Hipotesis
5) Penarikan kesimpulan
4. Fungsi Ilmu
Pada garis besarnya para ilmuwan mengakui bahwa ilmu pengetahuan mempunyai tiga fumgsi utama yaitu menjelaskan, memprediksi dan mengontrol terhadap semua fenomena kehidupan sesuai dengan bidang garapan atau obyek studinya masing-masing.
D. PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
1. Konsep Ilmu Pendidikan
Ilmu pendidikan merupakan seperangkat pengetahuan, pendapat atau pandangan mengenai fenomena/gejala pendidikan yang disusun secara sistematis sebagai hasil pemikiran kritis dengan menggunakan metode riset tertentu.
2. Karakteristik Ilmu Pendidikan
Salah satu ciri ilmu pendidikan adalah memiliki landasan keilmuan yang tepat, ilmu yang bersifat normative, dan ilmu bersifat teoritis praktis, memiliki obyek material dan formal, memiliki sistematika yang jelas dan memiliki metode yang bias dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
a. Landasan Ilmu Pendidikan
Ilmu Pendidikan hanya akan dapat berdiri kokoh dan berkembang pesat apabila berlandaskan agama, pandangan hidup, filsafat hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Obyek Ilmu Pendidikan
Obyek ilmu pendidikan seperti halnya obyek ilmu pengetahuan yang lainnya pada umumnya terdiri atas obyek material dan obyek formal. Obyek material ilmu pendidikan adalah manusia, sedangkan oyek formal ilmu pendidikan menurut D. Sudjana (2006) adalah perkembangan pengalaman manusia sebagai makhluk individual, social dan unik sepanjang hayatnya yang dapat dan harus dibelajarkan sehingga terwujud sikap dan prilaku yang kondusif untuk meningkatkan kualitas hidup dan kehidupannya.
c. Metode Ilmu Pendidikan
Metode penelitian yang digunakan ilmu pendidikan terdiri atas metode kuantitatif, dan metode kualitatif bahkan menggabungkan keduanya.
d. Isi Ilmu Pendidikan
Isi ilmu pendidikan merupakan suatu struktur pengetahuan yang antara lain memuat postulat, asumsi, konsep teori, generalisasi, hokum, prinsip, dan model.


e. Fungsi Ilmu Pendidikan
Seperti juga ilmu-ilmu lainnya, pendidikan sebagai ilmu pengetahuan memiliki fungsi menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol gejala atau fenomena pendidikan.
f. Cabang-cabang Ilmu Pendidikan
Terdapat berbagai macam ilmu pendidikan yang diklasifikasikan oleh beberapa ahli seperti M.J. Langeveld, Redja Mudyahardjo, madjid Noor, dll.

E. Menididik Sebagai Seni dan Teknik
Ilmu penddikan itu termasuk kepada teknologi, siapapun yang menguasai materi ajaran atau didikan serta alat dan metodanya tentu akan berhasil dengan efektif menjadi guru atau pendidik.

F. Mempelajari Seni Didik dan Teknik Pendidikan secara Ilmiah
Memang masih banyak terbuka kemungkinan bagi ilmu pengetahuan pendidikan sebagai suatu penghampiran ilmiah dalam ilmu pendidikan. Agaknya suatu pengecualian adalah penelitian dan pengembangan lebih lanjut atas metoda ceramah sebagai metode terpisah.

0 comments:

Post a Comment